Minggu, 25 November 2012

Jawaban dari soal manajeman dan Resiko.

Jawaban
1. Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif.
2. Manajemen Lingkup Proyek,Manajemen Waktu Proyek, Manajemen Biaya Proyek, Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, Manajemen Komunikasi Proyek, Manajemen Resiko Proyek, Manajemen Pengadaan Proyek, Manajemen Integrasi Proyek, Kerangka kerja integrasi manajemen proyek.
3. menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup. 
4. A. Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
    B. Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
    C. Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dar
i proyek dihasilkan.

5. pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasi dengan baik.
6. Dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek.
7. mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya.
8. dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder).
9. mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek.
10. menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar
11. rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan.
12. perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
13. Adalah proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah.
14. Inisiasi Proyek, Perencanaan Proyek, Eksekusi Proyek, Kontrol Proyek, Penutupan/akhir proyek.
15. Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.
16. Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.
17. Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.
18. Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
19. Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek Mengelola proyek terdiri dari pelaksana kegiatan ditetapkan untuk mencapai tujuan proyek. Kegiatan proyek ini atau proses yang lebih atau kurang sama untuk hampir semua proyek. Tapi tergantung pada proyek, stres pada setiap proses akan ditentukan oleh Manajer Proyek dan tim proyek.
20. mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah.

Soal Manajeman proyek dan Resiko

Soal..
1. Apa itu Integrasi Manajemen Proyek ?
2. Apa saja kesembilan proses pada Integrasi Manajemen Proyek ?
3. Apa itu Manajemen Lingkup Proyek ?
4. Bagaimana Cara kita mengelola Eksekusi Proyek ?
5. Apa pengertian dari Manajemen Integrasi Proyek ?
6.Apa yg dmaksud Manajemen Ruang lingkup Proyek ?
7.Apa penjelasan dari Manajemen Waktu ?
8.Apa yang kalian ketahui tentang Manajemen Mutu ?
9.Apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia ?
10. Apa itu Work Authorization System?
11. Apa yg dimaksud Status Review Meetings ?
12. Apa pengertian Project Management ?
13. Apa yg dimaksud dari Sistem kontrol Perubahan ?
14. Apa saja 5 group Proces pada Manajemen Proyek ?
15. Apa itu Inisiasi Proyek ?
16. Apa itu Perencanaan Proyek ?
17. Apa itu Eksekusi Proyek ?
18. Apa itu Kontrol Proyek ?
19. Apa itu Penutupan/Akhir Proyek ?
20. Apa itu Manajemen Pengadaan ?  

Proyek Integrasi Manajemen

BAB 4
Project Integration Management



Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi.
Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik.
• Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
• Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
• Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
• Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface
• Management (identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar elemen-elemen dalam proyek

Proses dan overview Project Integration Management

Sembilan proses project integration management dapat menjelaskan bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah ini:

• Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat
dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar
dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan
lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.


• Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas,
pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian
jadwal.

• Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari
perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.

• Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan
untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling
efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim
kerja.

• Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan
disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan
kinerja,danpenyelesaian administratif.

• Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan
pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko
dan pengendalian penanggulangan resiko.

• Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan,
perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan
peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan
penyelesaian kontrak.

• Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar
dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik.
Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana
proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan

Kerangka kerja integrasi manajemen proyek. Pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah
rencana proyek .

Berpikir tentang proyek, sama artinya dengan menuangkan gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin matang konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut semua aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek hingga titik pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek diperkirakan kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah perencanaan yang biasanya berbentukproposal.

Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum terjadi dalammanajemenproyek.

Manajemen proyek dalam hal ini berarti penerapan pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup pengetahuan tentang manajemen proyek (project management knowledge)meliputi: :

(i) manajemen integrasi proyek, terdiri dari ;
pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasidenganbaik.

(ii) manajemen ruang lingkup proyek ;
Dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek.

(iii) manajemen waktu ;
mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya.

(iv) manajemen biaya ;
meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan.

(v) manajemen mutu ;
dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder).

(vi) manajemen sumber daya manusia (SDM) ;
mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek.

(vii) manajemen komunikasi proyek, terdiri atas ;
perencanaan komunikasi, sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain, ini untuk memastikan informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola denganbaik.

(viii)manajemen resiko ;
mulai dari identifikasi resiko, perencanaan manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat). Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap resiko yang muncul.

(ix)manajemen pengadaan ;
mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah.

Contoh Outline untuk a Software Project Management Plan (SPMP).

Analisis Stakeholder dan contohnya.
STAKEHOLDERS ANALYSIS
• Dokumen stakeholder analysis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan
1. nama dan organisasi stakeholder
2. peranannya dalam proyek
3. fakta-fakta unik mengenai stakeholder
4. level keterlibatannya dan
5. ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholde
Contohnya :

Eksekusi rencana proyek dan ketrampilan penting yang di butuhkan

4. MENGELOLA EKSEKUSI PROYEK
1. Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
2. Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
3. Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dari proyek dihasilka

KETRAMPILAN PENTING DALAM EKSEKUSI PROYEK
• Kepemimpinan
• Komunikasi
• Politik
• Kemampuan menggunakan tools dan techniques
1. Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar
2. Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
3. Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek

Alat dan teknik eksekusi proyek :
• Metodologi manajemen proyek
• Manajemen proyek sistem informasi

Integrated change control dan process pada proyek TI

INTEGRATED CHANGE CONTROL

• Termasuk di dalamnya mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life cycle

• Tujuan utama pengendalian perubahan
1. Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality).
2. Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
3. Mengelola perubahan yang terjadi

KONTROL PERUBAHAN DALAM PROYEK IT

1. Pandangan lama: Tim Proyek harus melakukan apa yang sudah direncanakan tepat waktu dan tepat biaya.
2. Masalahnya: Stakeholders jarang sekali menyetujui batasan proyek di awal, serta waktu dan estimasi biaya seringkali tidak akurat.
3. Pandangan Modern: Manajemen Proyek adalah proses komunikasi dan negosiasi yang konstan.
4. Solusi: Perubahan seringkali memberikan keuntungan dan tim proyek harus membuat rencana untuk mengakomodasi perubahan tersebut.

Change Control System dan Change Control Boards (CCBs)

SISTEM KONTROL PERUBAHAN
1. Adalah proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah
2. Menggambarkan orang yang berwenang untuk¢membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut
3. Seringkali melibatkan Change Control Board(CCB), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya

CHANGE CONTROL BOARD
1. Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui.
2. Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi.
3. Masalah yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat.

MANAJEMEN KONFIGURASI
 1. Cara menjamin bahwa deskripsi dari produk yang dihasilkan sudah benar dan lengkap
2.  Berkonsentrasi pada identifikasi dan mengendalikan karakteristik produk berdasarkan fungsional dan desain fisik produk
3. Spesialis manajemen konfigurasi bertugas untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
4. konfigurasi, mengendalikan perubahan, mencatat dan melaporkan perubahan, serta audit produk-produk dalam rangka verifikasi kesesuaiannya dengan requirement.
Grup Proses Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :
• Inisiasi Proyek
• Perencanaan Proyek
• Eksekusi Proyek
• Kontrol Proyek
• Penutupan/akhir proyek

Inisiasi Proyek
Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.

Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.

Eksekusi Proyek
Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.

Kontrol Proyek
Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

Akhir Proyek
Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek





Mengelola proyek terdiri dari pelaksana kegiatan ditetapkan untuk mencapai tujuan proyek. Kegiatan proyek ini atau proses yang lebih atau kurang sama untuk hampir semua proyek. Tapi tergantung pada proyek, stres pada setiap proses akan ditentukan oleh Manajer Proyek dan tim proyek.
Mari kita lihat definisi umum dari proses sebelum masuk ke proses kelompok.
* Proses adalah serangkaian tindakan yang saling terkait & kegiatan yang dilakukan untuk mencapai produk pra-ditentukan, hasil, atau layanan.
* Setiap proses ditandai dengan input, alat & teknik yang dapat diterapkan, dan output yang dihasilkan. [1]
Masukan adalah prasyarat atau kriteria entri untuk memulai proses. Output kriteria keluar atau hasil dari proses yang proses berakhir. Alat & teknik metode diterapkan pada kriteria entri untuk mencapai hasil yang dibutuhkan. Output dari satu proses umumnya menjadi masukan untuk proses lain
atau deliverable proyek. Mendefinisikan batas-batas setiap proses memastikan kontrol yang lebih baik atas seluruh proyek dan tujuan proyek.
Proses manajemen proyek dikelompokkan ke dalam 5 kategori berbeda yang disebut sebagai Kelompok Proses. Mereka adalah: Memulai, Perencanaan, Pelaksana, Pemantauan & pengendalian dan Penutupan. Kelompok-kelompok ini proses memberikan bimbingan dalam menerapkan proyek manajemen pengetahuan dan keterampilan yang sesuai selama proyek.
• Memulai Kelompok Proses - Proses tersebut dilakukan untuk mendefinisikan sebuah proyek baru atau sebuah fase baru dari proyek yang sudah ada dengan memperoleh izin untuk memulai proyek tersebut. Berikut adalah Input, Peralatan & Teknik, Output (ITTO) dalam bentuk Mind Map untuk Memulai Proses Kelompok Proses .
• Proses Perencanaan Kelompok - Orang proses yang diperlukan untuk menetapkan ruang lingkup proyek, menyempurnakan tujuan, dan menentukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan bahwa proyek ini dilakukan untuk mencapai.
• Pelaksana Kelompok Proses - Proses tersebut dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek untuk memenuhi spesifikasi proyek.
• Monitoring dan Pengendalian Proses Kelompok - Orang-proses yang diperlukan untuk melacak, review, dan mengatur kemajuan dan kinerja proyek; mengidentifikasi area di mana perubahan rencana yang diperlukan, dan memulai perubahan yang sesuai.
• Penutup Proses Kelompok - Proses tersebut dilakukan untuk menyelesaikan semua kegiatan di semua Grup Manajemen Proyek Proses untuk secara resmi menutup proyek.
Aku menambahkan peta pikiran kelompok proses manajemen proyek dan proses sesuai PMBOK 4th Edition dalam pos lain - di sini
Setiap salah satu dari kelompok ini proses telah didefinisikan dengan baik interaksi antara mereka. Juga, kelompok-kelompok ini mirip proses Deming PDCA (Plan-Do-Check-Act).
Dalam kasus proyek-proyek besar, masing-masing proses proses kelompok dapat diulang untuk setiap fase bukannya mendefinisikan kelompok proses untuk keseluruhan proyek. Ini upaya ekstra memberikan kontrol lebih besar atas proyek.
Catatan tentang Siklus Deming
Edward Deming mengusulkan model yang sangat baik untuk menganalisis proses bisnis di tahun 1950. Model lingkaran umpan balik Nya dapat dimanfaatkan untuk proses siklus yang mengambil masukan dari output dari siklus sebelumnya.
* RENCANA: datang dengan komponen proses baru atau diubah untuk meningkatkan hasil. Secara langsung berhubungan dengan kelompok proses perencanaan dalam Manajemen Proyek. Entah rencana baru yang dibuat selama awal proyek atau rencana dimodifikasi & baselined ulang berdasarkan masukan dari proses proyek lainnya.
* DO: Melaksanakan rencana dan mengukur kinerjanya. Secara langsung berhubungan dengan kelompok proses eksekusi.
* PERIKSA: Menilai pengukuran dan melaporkan hasilnya kepada pengambil keputusan. Secara langsung berhubungan dengan pemantauan dan pengendalian proses kelompok.
* ACT: Menentukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan proses. Ini adalah permintaan perubahan dan perubahan proses output dari pemantauan & pengendalian proses. Manajer Proyek & tim manajemen meninjau semua permintaan perubahan / rencana yang dibutuhkan & perubahan proses dan menyetujui mereka.


Sumber : Project Management Institute, “A Guide To The Project Management Body Of Knowledge”, Newton Square, USA, 1996.

Project Integration Management

Chapter 4
Project Integration Management 
Project Integration Management includes the processes required to ensure that the various elements of the project are properly coordinated. It involves making tradeoffs among competing objectives and alternatives to meet or exceed stakeholder needs and expectations. While all project management processes are integrative
to some extent, the processes described in this chapter are primarily integrative. Figure 4-1 provides an overview of the following major processes:

4.1 Project Plan Development—integrating and coordinating all project plans to create a consistent, coherent document.
4.2 Project Plan Execution—carrying out the project plan by performing the activities included therein.
4.3 Integrated Change Control—coordinating changes across the entire project.

These processes interact with each other and with the processes in the other knowledge areas as well. Each process may involve effort from one or more individuals or groups of individuals, based on the needs of the project. Each process generally occurs at least once in every project phase. Although the processes are presented here as discrete elements with welldefined interfaces, in practice they may overlap and interact in ways not detailed here. Process interactions are discussed in detail in Chapter 3. The processes, tools, and techniques used to integrate project management processes are the focus of this chapter. For example, project integration management comes into play when a cost estimate is needed for a contingency plan, or when risks associated with various staffing alternatives must be identified. However, for a project to be completed successfully, integration must also occur in a number of other areas as well. For example:
-The work of the project must be integrated with the ongoing operations of the performing organization.
-Product scope and project scope must be integrated (the difference between product and project scope is discussed in the introduction to Chapter 5).
One of the techniques used to both integrate the various processes and to measure the performance of the project as it moves from initiation through to completion is Earned Value Management (EVM). EVM will be discussed in this chapter as a project integrating methodology, while earned value (EV), the technique, will be discussed in other chapters as a tool to measure performance against the project plan. Project management software is a tool that aids integration within a project. And it may span all project management processes.

4.1 PROJECT PLAN DEVELOPMENT
Project plan development uses the outputs of the other planning processes, including strategic planning, to create a consistent, coherent document that can be used to guide both project execution and project control. This process is almost always iterated several times. For example, the initial draft may include generic resource requirements and an undated sequence of activities while the subsequent versions of the plan will include specific resources and explicit dates. The project scope of work is an iterative process that is generally done by the project team with the use of a Work Breakdown Structure (WBS), allowing the team to capture and then decompose all of the work of the project. All of the defined work must be planned, estimated and scheduled, and authorized with the use of detailed integrated management control plans sometimes called Control Account Plans, or CAPs, in the EVM process. The sum of all the integrated management control plans will constitute the total project scope.
The project plan is used to:
-Guide project execution.
-Document project planning assumptions.
-Document project planning decisions regarding alternatives chosen.
-Facilitate communication among stakeholders.
-Define key management reviews as to content, extent, and timing.
-Provide a baseline for progress measurement and project control.

4.1.1 Inputs to Project Plan Development
1 Other planning outputs. All of the outputs of the planning processes in the other knowledge areas (Section 3.3 provides a summary of these project planning processes) are inputs to developing the project plan. Other planning outputs include both base documents, such as the WBS, and the supporting detail. Many projects will also require application area-specific inputs (e.g., most major projects will require a cash-flow forecast).
2 Historical information. The available historical information (e.g., estimating databases, records of past project performance) should have been consulted during the other project planning processes. This information should also be available during project plan development to assist with verifying assumptions and assessing alternatives that are identified as part of this process.
3 Organizational policies. Any and all of the organizations involved in the project may have formal and informal policies whose effects must be considered. Organizational policies that typically must be considered include, but are not limited to:
-Quality management—process audits, continuous improvement targets.
-Personnel administration—hiring and firing guidelines, employee performance reviews.
-Financial controls—time reporting, required expenditure and disbursement reviews, accounting codes, standard contract provisions.
4 Constraints. A constraint is an applicable restriction that will affect the performance of the project. For example, a predefined budget is a constraint that is highly likely to limit the team’s options regarding scope, staffing, and schedule. When a project is performed under contract, contractual provisions will generally be constraints.
5 Assumptions. Assumptions are factors that, for planning purposes, are considered to be true, real, or certain. Assumptions affect all aspects of project planning, and are part of the progressive elaboration of the project. Project teams frequently identify, document, and validate assumptions as part of their planning process. For example, if the date that a key person will become available is uncertain, the team may assume a specific start date. Assumptions generally involve a degree of risk.

4.1.2 Tools and Techniques for Project Plan Development
1 Project planning methodology. A project planning methodology is any structured approach used to guide the project team during development of the project plan. It may be as simple as standard forms and templates (whether paper or electronic, formal or informal) or as complex as a series of required simulations (e.g., Monte Carlo analysis of schedule risk). Most project planning methodologies make use of a combination of “hard” tools, such as project management software, and “soft” tools, such as facilitated startup meetings.
2 Stakeholder skills and knowledge. Every stakeholder has skills and knowledge that may be useful in developing the project plan. The project management team must create an environment in which the stakeholders can contribute appropriately (see also Section 9.3, Team Development). Who contributes, what they contribute, and when they contribute will vary. For example:
-On a construction project being done under a lump-sum contract, the professional cost engineer will make a major contribution to the profitability objective during proposal preparation when the contract amount is being determined.
-On a project where staffing is defined in advance, the individual contributors may contribute significantly to meeting cost and schedule objectives by reviewing duration and effort estimates for reasonableness.
3 Project management information system (PMIS). A PMIS consists of the tools and techniques used to gather, integrate, and disseminate the outputs of project management processes. It is used to support all aspects of the project from initiating through closing, and can include both manual and automated systems.
4 Earned value management (EVM). A technique used to integrate the project’s scope, schedule, and resources and to measure and report project performance from initiation to closeout. Further discussions on EVM can be found in Section 7.4.2.3.

4.1.3 Outputs from Project Plan Development
1 Project plan. The project plan is a formal, approved document used to manage project execution. The project schedule lists planned dates for performing activities and meeting milestones identified in the project plan (see Section 6.4.3.1). The project plan and schedule should be distributed as defined in the communications management plan (e.g., management of the performing organization may require broad coverage with little detail, while a contractor may require complete details on a single subject). In some application areas, the term integrated project plan is used to refer to this document. A clear distinction should be made between the project plan and the project performance measurement baselines. The project plan is a document or collection of documents that should be expected to change over time as more information becomes available about the project. The performance measurement baselines will usually change only intermittently, and then generally only in response to an approved scope of work or deliverable change. There are many ways to organize and present the project plan, but it commonly includes all of the following (these items are described in more detail elsewhere):
-Project charter.
-A description of the project management approach or strategy (a summary of the individual management plans from the other knowledge areas).
-Scope statement, which includes the project objectives and the project deliverables.
-WBS to the level at which control will be exercised, as a baseline scope document.
-Cost estimates, scheduled start and finish dates (schedule), and responsibility assignments for each deliverable within the WBS to the level at which control will be exercised.
-Performance measurement baselines for technical scope, schedule, and cost—i.e., the schedule baseline (project schedule) and the cost baseline (timephased project budget).
-Major milestones and target dates for each.
-Key or required staff and their expected cost and/or effort.
-Risk management plan, including: key risks, including constraints and assumptions, and planned responses and contingencies (where appropriate) for each.
-Subsidiary management plans, namely:
-Scope management plan (Section 5.2.3.3).
-Schedule management plan (Section 6.4.3.3).
-Cost management plan (Section 7.2.3.3).
-Quality management plan (Section 8.1.3.1).
-Staffing management plan (Section 9.1.3.2).
-Communications management plan (Section 10.1.3.1).
-Risk response plan (Section 11.5.3.1).
-Procurement management plan (Section 12.1.3.1).

Each of these plans could be included if needed and with detail to the extent required for each specific project.
-Open issues and pending decisions.
Other project planning outputs should be included in the formal plan, based upon the needs of the individual project. For example, the project plan for a large project will generally include a project organization chart.
2 Supporting detail. Supporting detail for the project plan includes:
-Outputs from other planning processes that are not included in the project plan.
-Additional information or documentation generated during development of the project plan (e.g., constraints and assumptions that were not previously known).
-Technical documentation; such as, a history of all requirements, specifications, and conceptual designs.
-Documentation of relevant standards.
-Specifications from early project development planning.
This material should be organized as needed to facilitate its use during project
plan execution.
4.2 PROJECT PLAN EXECUTION
Project plan execution is the primary process for carrying out the project plan—the vast majority of the project’s budget will be expended in performing this process. In this process, the project manager and the project management team must coordinate and direct the various technical and organizational interfaces that exist in the project. It is the project process that is most directly affected by the project application area in that the product of the project is actually created here. Performance against the project baseline must be continuously monitored so that corrective actions can be taken based on actual performance against the project plan. Periodic forecasts of the final cost and schedule results will be made to support the analysis.

4.2.1 Inputs to Project Plan Execution
1 Project plan. The project plan is described in Section 4.1.3.1. The subsidiary management plans (scope management plan, risk management plan, procurement management plan, configuration management plan, etc.) and the performance measurement baselines are key inputs to project plan execution.
2 Supporting detail. Supporting detail is described in Section 4.1.3.2.
3 Organizational policies. Organizational policies are described in Section 4.1.1.3. Any and all of the organizations involved in the project may have formal and informal policies that may affect project plan execution.
4 Preventive action. Preventive action is anything that reduces the probability of potential consequences of project risk events.
5 Corrective action. Corrective action is anything done to bring expected future project performance in line with the project plan. Corrective action is an output of the various control processes—as an input here it completes the feedback loop needed to ensure effective project management.

4.2.2 Tools and Techniques for Project Plan Execution
1 General management skills. General management skills such as leadership, communicating, and negotiating are essential to effective project plan execution. General management skills are described in Section 2.4.
2 Product skills and knowledge. The project team must have access to an appropriate set of skills and knowledge about the project’s product. The necessary skills are defined as part of planning (especially in resource planning, Section 7.1) and are provided through the staff acquisition process (described in Section 9.2).
3 Work authorization system. A work authorization system is a formal procedure for sanctioning project work to ensure that work is done at the right time and in the proper sequence. The primary mechanism is typically a written authorization to begin work on a specific activity or work package. The design of a work authorization system should balance the value of the control provided with the cost of that control. For example, on many smaller projects, verbal authorizations will be adequate.
4 Status review meetings. Status review meetings are regularly scheduled meetings held to exchange information about the project. On most projects, status review meetings will be held at various frequencies and on different levels (e.g.,the project management team may meet weekly by itself and monthly with the customer).
5 Project management information system. The PMIS is described in Section 4.1.2.3.
6 Organizational procedures. Any and all of the organizations involved in the project may have formal and informal procedures that are useful during project execution.

4.2.3 Outputs from Project Plan Execution
1 Work results. Work results are the outcomes of the activities performed to accomplish the project. Information on work results—which deliverables have been completed and which have not, to what extent quality standards are being met, what costs have been incurred or committed, etc.—is collected as part of project plan execution and fed into the performance reporting process (see Section 10.3 for a more detailed discussion of performance reporting). It should be noted that although outcomes are frequently tangible deliverables such as buildings, roads, etc., they are also often intangibles such as people trained who can effectively apply that training.
2 Change requests. Change requests (e.g., to expand or contract project scope, to modify cost [budgets], or schedule estimates [dates, etc.]) are often identified while the work of the project is being done.

4.3 INTEGRATED CHANGE CONTROL
Integrated change control is concerned with a) influencing the factors that create changes to ensure that changes are agreed upon , b) determining that a change has occurred, and c) managing the actual changes when and as they occur. The original defined project scope and the integrated performance baseline must be maintained by continuously managing changes to the baseline, either by rejecting new changes or by approving changes and incorporating them into a revised project baseline. Integrated change control requires:
-Maintaining the integrity of the performance measurement baselines.
-Ensuring that changes to the product scope are reflected in the definition of the project scope. (The difference between product and project scope is discussed in the introduction to Chapter 5.)
-Coordinating changes across knowledge areas, as illustrated in Figure 4-2. For example, a proposed schedule change will often affect cost, risk, quality, and staffing.

4.3.1 Inputs to Integrated Change Control
1 Project plan. The project plan provides the baseline against which changes will be controlled (see Section 4.1.3.1).
2 Performance reports. Performance reports (described in Section 10.3) provide information on project performance. Performance reports may also alert the project team to issues that may cause problems in the future.
3 Change requests. Change requests may occur in many forms—oral or written, direct or indirect, externally or internally initiated, and legally mandated or optional.

4.3.2 Tools and Techniques for Integrated Change Control
1 Change control system. A change control system is a collection of formal, documented procedures that defines how project performance will be monitored and evaluated, and includes the steps by which official project documents may be changed. It includes the paperwork, tracking systems, processes, and approval levels necessary for authorizing changes. In many cases, the performing organization will have a change control system that can be adopted “as is” for use by the project. However, if an appropriate system is not available, the project management team will need to develop one as part of the project. Many change control systems include a group responsible for approving or rejecting proposed changes. The roles and responsibilities of these groups are clearly defined within the change control system and agreed upon by all key stakeholders. Organizations vary by the definition of the board; however, some common occurrences are Configuration Control Board (CCB), Engineering Review Board (ERB), Technical Review Board (TRB), Technical Assessment Board (TAB), and a variety of others. The change control system must also include procedures to handle changes that may be approved without prior review, for example, as the result of emergencies. Typically, a change control system will allow for “automatic” approval of defined categories of changes. These changes must still be documented and captured so that the evolution of the baseline can be documented.
2 Configuration management. Configuration management is any documented procedure used to apply technical and administrative direction and surveillance to:
-Identify and document the functional and physical characteristics of an item or system.
-Control any changes to such characteristics.
-Record and report the change and its implementation status.
-Audit the items and system to verify conformance to requirements.
In many application areas, configuration management is a subset of the change control system and is used to ensure that the description of the project’s product is correct and complete. In other application areas, change control refers to any systematic effort to manage project change.
3 Performance measurement. Performance measurement techniques such as EV (described in Section 10.3.2.4) help to assess whether variances from the plan require corrective action.
4 Additional planning. Projects seldom run exactly according to plan. Prospective changes may require new or revised cost estimates, modified activity sequences, schedules, resource requirements, analysis of risk response alternatives, or other adjustments to the project plan.
5 Project management information system. PMIS is described in Section 4.1.2.3.

4.3.3 Outputs from Integrated Change Control
1 Project plan updates. Project plan updates are any modification to the contents of the project plan or the supporting detail (described in Sections 4.1.3.1 and 4.1.3.2, respectively). Appropriate stakeholders must be notified as needed.
2 Corrective action. Corrective action is described in Section 4.2.1.5.
3 Lessons learned. The causes of variances, the reasoning behind the corrective action chosen, and other types of lessons learned should be documented so that they become part of the historical database for both this project and other projects of the performing organization. The database is also the basis for knowledge management.

SUMBER : Project Management Institute, “A Guide To The Project Management Body Of Knowledge”, Newton Square, USA, 1996.

Minggu, 29 April 2012

Manusia dan Pandangan Hidup .

Manusia dan Pandangan Hidup

         Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya,
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara,
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu ;
a. Cita-cita
b. Kebajikan
c. Usaha
d. Keyakinan / kepercayaan

Pengertian cita-cita
cita-cita adalah harapan atau keinginan dalam kehidupan seseorang untuk menggapai suatu keinginanya yang dirasa mampu untuk diwujudkanya pada suatu saat nanti. Dan untuk mencapai cita-cita tersebut tidaklah mudah tentu perlu usaha-usaha untuk mewujudkanya, dan biasanya apabila cita-cita itu terwujud orang tersebut akan sangat bersyukur karna telah mampu untuk meraih apa yang telah diinginkanya.

Pengertian Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Makna kebajikan
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal:
Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment).
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh.
Pengertian usaha atau perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus bekerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat sempurna. Apabila manusia bercita – cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Apabila manusia bercita – cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dengan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak / ilmu maupun dengan tenaga / jasmani, atau dengan kedua – duanya. Para Ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/pikirannya daripada tenaga/ jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani dari pada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani dari pada salah satunya. Para politikus lebih banyak kerja otak dari pada jasmani, sebaliknya prajurit lebih banyak kerja jasmani dari pada otak.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersatai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu. 
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakina yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu :
a.
Aliran Naturalise
Hidup manusia
itu dihungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan
gaib itu dari natur, dan itu dari tuhan.
b.
Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini
adalah logika/akal. Dengan akal manusia dapat berpikir. Dengan akal diciptakan
teknologi yang dapat membantu mencapai kebajikan yang maksimal.
c.
Aliran Gabungan
d.
Dasar aliran ini adalah gabungan dari kekuatan
gaib dan juga akal.segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menuru logika
berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

Langkah-langkah Berpandangan hidup yang baik
Untuk mencapai tujuan dan
cita-cita dengan baik, kita memerlukan langkah-langkah pandangan hidup.
Langkah-langkah itu sebagai berikut :
a. Mengenal
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap awal dari setiap
aktifitas hdupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.

b. Mengerti
Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri

c. Menghayati
Selanjutnya
setelah kita mengerti, adalah menghayati pandangan hidup itu

d. Meyakini
Setelah
mngetahui kebenaran dan validitas dari pandangan hidup itu, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu

e. Mengabdi
 Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya sendiri dan oleh orang lain.
Dengan mengabdi kita akan merasakan manfaatnya
Jadi jika kita sudah mengenal,
mengerti, menghayati, dan meyakinii pandangan hidup ini, maka selayakya
disertai dengan pngabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik
dalam waktu tentram lebih-lebih bilamenghadapi hambatan, tantangan, dan
sebagainya.

http://galangwpatria.blogspot.com/2012/01/manusia-dan-pandangan-hidup.html