Rabu, 21 Maret 2012

Manusia dan keindahan

Manusia dan keindahan

Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas tentang manusia dan cinta kasih, kali ini saya akan membahas tentang manusia dan keindahan .
Pada pertemuan sebelumnya saya telah menyimpulkan bahwa Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. yang merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Suatu tubuh yang berisi jiwa, yang mampu berfikir berkat adanya suatu mukzizat yang disebut “akal”.
Lalu, apa yang dimaksud dengan keindahan ???

Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, dan sebagainya.Keindahan identik dengan kebenaran. Yang tidak mengandung kebenaran, berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangann, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
            Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk.
Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja.
Keindahan yang seluas-luasnya
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a. keindahan dalam arti luas
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan.

Ada banyak batasan yang diberikan pada kita, yang sampai sekarang belum ada kata sepakat tentang definisi keindahan yang obyektif. Mengenai batasan keindahan pada umumnya dapat digolongkan pada 2 kelompok, yaitu:
(a). Definisi-definisi yang bertumpu pada obyek (keindahan yang obyektif )
(b). Definisi-definisi yang bertumpu pada subyck (keindahan yg subyektif).

Atas dasar kedua pokok penilaian itu, keindahan dapat ditinjau dan makna yang obyektif dan juga dan segi yang subyektif. Yang disebut keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya, yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut keindahansubyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyek yang diharuskanmcnghayatinya. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.

 
Berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini dikemukakan beberapa diantaranya adalah:

1.

Menurut Leo Tolstoy (Rusia) >Dalam bahasa Rusia tcrdapat istilah yang serupa dengankeindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the sigh atau suatu yangmendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan mata. Bangsa Rusiatidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa Rusia yang indah hanyayang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo Tolstoy, keindahan itu adalahsesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.


2.

Menurut Alexander Baurngarten (Jerman).>Keindahan itu dipandang scbagai keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bagian- bagian itu crat hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty ison of parts in their manual relations and in their relations to the whole).

3.
 Menurut Sulzer.> Yang indah iu hanyalah yang baik. Jika belum baik, ciptaan itu belumindah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar